Rumus Abadi dalam Menulis
-Lomba-
Menjadi seorang penulis berarti memilih menjadi abadi. Abadi di dalam hati para pembacanya. Karena dengan menulis, karya kita akan terkenang sepanjang masa. Karena dengan menulis, kita dapat menyebarkan kebaikan tanpa harus berkata-kata secara langsung. Dan karena dengan menulis, kita akan dikenal bahkan ketika sudah tiada. Untuk itu, menulislah dan kalian akan mengetahui betapa indahnya merangkai kata.
Namun disitulah letak tantangannya, karena bagi orang yang cepat menyerah dan putus asa, maka ia akan gugur menjadi penulis pada tahap tersebut. Kemudian bagi orang yang tetap bertahan, ia akan menghadapi tantangan selanjutnya.
Saat kalimat demi kalimat mulai dapat dirangkai dengan baik, disitulah seorang penulis akan mulai tersenyum akan karyanya. Ia mulai merasa bangga karena telah mampu menyusun kalimat yang lebih baik dan rapi. Kalimat demi kalimat terus disusun hingga menjadi paragraf. Kemudian paragraf demi paragraf dirangkai hingga menjadi sebuah karya tulis yang utuh. Ah, betapa bahagianya pasti bagi seorang penulis ketika mampu menyelesaikan karya pertamanya.
Namun, saat sebuah karya berhasil dibuat disitulah tantangan selanjutnya akan hadir yaitu koreksi dari para pembaca. Tidak jarang, sebuah karya yang sudah dibuat dengan susah payah malah tidak dihargai oleh para pembacanya. Coretan dan kritikan seolah menjadi duri selanjutnya yang harus dihadapi oleh seorang penulis. Bagi mereka yang tidak tahan, pasti akan merasa bosan dan putus asa dengan segala kritikan tanpa penghargaan dari karyanya tersebut lalu pergi dengan sebuah kenangan tanpa makna yang berkesan.
Sebaliknya bagi mereka yang terus bertahan dan mencoba berulang kali meskipun sering mengalami kegagalan akan tumbuh menjadi seorang penulis yang kuat secara karakter. Ia akan menjadi terbiasa untuk terus belajar dari kegagalan demi kegagalan yang ia dapatkan. Hingga pada suatu saat, ia akan mampu menemukan keberhasilannya dan mendapat tempat di hati para pembacanya. Pada saat satu pintu keberhasilan sudah terbuka, maka hal tersebut akan menjadi pemicu untuk terbukanya pintu-pintu keberhasilan selanjutnya yang siap untuk diraih.
Kini, penulis pemula tersebut telah bertransformasi menjadi penulis yang diperhitungkan. Sedangkan temannya yang memilih untuk menyerah, sedang memandangi keberhasilannya tersebut dengan penyesalan. Sungguh perjalanan yang indah bagi mereka yang terus bekerja keras dan istiqomah demi mencapai keabadian. Karena Sesungguhnya Usaha Tidak Akan Pernah Menghianati Hasil. Percayalah.
Kompetisi 2024
Teruslah Menulis, Karena Kita Tidak Pernah Tahu Kapan Keberhasilan Itu Akan Tiba
Oleh: Abdul Malik
Menjadi seorang penulis berarti memilih menjadi abadi. Abadi di dalam hati para pembacanya. Karena dengan menulis, karya kita akan terkenang sepanjang masa. Karena dengan menulis, kita dapat menyebarkan kebaikan tanpa harus berkata-kata secara langsung. Dan karena dengan menulis, kita akan dikenal bahkan ketika sudah tiada. Untuk itu, menulislah dan kalian akan mengetahui betapa indahnya merangkai kata.
Rumus Abadi Menulis
Menyusun sebuah karya tulis merupakan hal yang cukup menantang bagi mahasiswa. Betapa tidak, seringkali para penulis pemula mengalami kesulitan untuk merangkai kata bahkan hanya untuk satu paragraf yang ingin dibuat. Ide yang tadinya sangat moncer di kepala didukung dengan data dan fakta yang ada seketika membeku ketika harus menuangkannya dalam sebuah kalimat. Sungguh tidak mudah menjadi seorang penulis, dibutuhkan kerja keras dan konsistensi di dalamnya.Namun disitulah letak tantangannya, karena bagi orang yang cepat menyerah dan putus asa, maka ia akan gugur menjadi penulis pada tahap tersebut. Kemudian bagi orang yang tetap bertahan, ia akan menghadapi tantangan selanjutnya.
Saat kalimat demi kalimat mulai dapat dirangkai dengan baik, disitulah seorang penulis akan mulai tersenyum akan karyanya. Ia mulai merasa bangga karena telah mampu menyusun kalimat yang lebih baik dan rapi. Kalimat demi kalimat terus disusun hingga menjadi paragraf. Kemudian paragraf demi paragraf dirangkai hingga menjadi sebuah karya tulis yang utuh. Ah, betapa bahagianya pasti bagi seorang penulis ketika mampu menyelesaikan karya pertamanya.
Namun, saat sebuah karya berhasil dibuat disitulah tantangan selanjutnya akan hadir yaitu koreksi dari para pembaca. Tidak jarang, sebuah karya yang sudah dibuat dengan susah payah malah tidak dihargai oleh para pembacanya. Coretan dan kritikan seolah menjadi duri selanjutnya yang harus dihadapi oleh seorang penulis. Bagi mereka yang tidak tahan, pasti akan merasa bosan dan putus asa dengan segala kritikan tanpa penghargaan dari karyanya tersebut lalu pergi dengan sebuah kenangan tanpa makna yang berkesan.
Sebaliknya bagi mereka yang terus bertahan dan mencoba berulang kali meskipun sering mengalami kegagalan akan tumbuh menjadi seorang penulis yang kuat secara karakter. Ia akan menjadi terbiasa untuk terus belajar dari kegagalan demi kegagalan yang ia dapatkan. Hingga pada suatu saat, ia akan mampu menemukan keberhasilannya dan mendapat tempat di hati para pembacanya. Pada saat satu pintu keberhasilan sudah terbuka, maka hal tersebut akan menjadi pemicu untuk terbukanya pintu-pintu keberhasilan selanjutnya yang siap untuk diraih.
Kini, penulis pemula tersebut telah bertransformasi menjadi penulis yang diperhitungkan. Sedangkan temannya yang memilih untuk menyerah, sedang memandangi keberhasilannya tersebut dengan penyesalan. Sungguh perjalanan yang indah bagi mereka yang terus bekerja keras dan istiqomah demi mencapai keabadian. Karena Sesungguhnya Usaha Tidak Akan Pernah Menghianati Hasil. Percayalah.
0 Response to "Rumus Abadi dalam Menulis"
Posting Komentar